TIRTONEGORO
Tirtonegoro
merupakan naskah fenomena sosial yang di tulis oleh Rahmad Azazi Rhomantoro,
selaku ketua Sanggar Seni Perintis (SASENTIS), naskah ini berangkat dari
kejadian nyata yang mengusung perjalanan bapak Drs. Sutoro Tirtorahardjo, MM, (Kepala
Taman budaya Prov. Kaltim 2009-2011). Terinspirasi pada proses perjalanan bapak Sutoro ke pulau kalimantan (proses kehidupan) hingga pada kesuksesannya mendapatkan berbagai macam cobaan dalam dunia kerja, dll, nama Tirtonegoro diambil dari nama kakek
Rahmad azazi rhomantoro, RM. Tirtonegoro, Tirtonegoro merupakan pengawal Pandji
pangeran Dipenogoro, dipilihnya nama Tirtonegoro karena ingin menampilkan
kekuatan, kegigihan dan semangat dalam mempertahankan bangsa dan negara, berdasarkan
observasi mendalam saya mencoba untuk terjun langsung ke daerah setempat untuk
mengulik bukti-bukti konkrit yang terjadi pada saat itu tahun (80an), terjun
langsung ke daerah purworejo desa kebun sari, tempat dimana perjalanan naskah
dimulai, di samping observasi, dalam mengumpulkan data, saya melakukan
wawancara dan langsung bertanya pada anak-anak ataupun saudara yang masih hidup
dengan proses yang cukup rumit, salah satunya adalah lokasi yang sudah
berpindah-pindah diantaranya (bandung, Cirebon, bekasi, bogor, Jakarta, yogya),
yang artinya saya telah mendatangi semua lokasi itu, berdasarkan wawancara
terkait Tirtonegoro saya selaku penulis naskah mencari bentuk artefak
tirtonegoro (dari segi dokumentasi). Hal ini merupakan langkah penting bagi
para aktor agar dapat memerankan dan menggunakan kostum sesuai dengan zamannya.
Pementasan ini di gelar di Taman budaya Kal-Tim Gedung Rizani Asnawi, pada
tanggal 22–23 Desember, Jumat 22 sore 15.30, Sabtu 23 malam 19.30. Pementasan
ini berlangsung selama 1 jam 15 menit, dengan 14 pemain, 5 extras diantaranya,
pementasan ini berhasil mendatang kan 500 penonton (berbeda dengan
pementasan-pementasan sebelumnya), penjualan tiket dijual secara online, no on
the spot, sehingga tim produksi dapat mengetahui pencapaian penjualan tiket,
tiket sangat laris dan sangat diminati, antusias yang di berikan masyarakat
sangat baik, banyak juga penonton yang tidak mendapatkan tiket sehingga harus
menunggu pementasan SASENTIS di tahun berikutnya, alasan tim produksi hanya memproduksi
500 tiket adalah, agar pementasan lebih kondusif dan nyaman, sebagaimana kita
ketahui pementasan sasentis pada malaikatku di dunia sangat melejit, sampai
dengan 1000 penonton, Sasentis setiap tahunnya memang selalu membuat pementasan
yang berbeda agar teater/kesenian lebih di minati oleh kalangan masyarakat. terkhusus
TIRTONEGORO teman teman dapat lihat di Youtube Sasentis samarinda, atau FB Sasentissamarinda,
IG: @sasentis_samarinda. Sasentis dalam perkembangannya selalu mencoba menjadi
yang terbaik dengan cara memberikan pementasan yang menginisisasi nilai–nilai kehidupan
dan semangat juang pada kehidupan, sehingga dapat membuka pola pikir masyarakat
terhadap kehidupan yang bernilai. Untuk naskah teman teman bisa download di
blog saya rachmadazazi.blogspot.com.
Terima Kasih