Jumat, 20 Oktober 2017

Sekarang


Sekarang
Oleh: Rahmad Azazi Rhomantoro

Terkadang malu
Prilaku dan persaaan
Pendidikan dan profesionalitas
Berbanding terbalik
Dengan mereka yg selalu mengucap kata syukur
Pada keadaan hidup yang memprihatinkan.
Benci tapi bilang cinta
Pintar tapi tampak bodoh
Beramal tapi pamer
Mengharap apa?
Pujian, sanjungan atau pujaan
Nampaknya hati dan otakku belum sinkron benar
Butuh paham radikal dan sekuler
Hehehe
Radikal itu apa, sekuler itu apa
Nampaknya semuanya bisa diputar balikkan sekarang
Kambing tapi sapi

Beruang Berwaktu



Malang/Kalimuharto
Beruang Berwaktu
Oleh Rahmad Azazi Rhomantoro

Bahagianya seseorang itu tak beruang dan berwaktu
Dengan nasi goreng di pinggir jalan,
Dengan berangkat ke luar negri,
Dengan apa?
Tergantung cara mereka bahagia.
Kalo ada yang bisa bahagia dengan kalimat “syukur”
 Rasa rasanya sudah cukup
 Andaikan  bisa “lebih” bagus, namun tidak memaksakan
Karena dasarnya
Beruang berwaktu
Punya uang
Tak punya waktu
Beruang, tak punya waktu
Berwaktu  tak beruang
Tak punya waktu, tak punya uang,
Ya aku, dipinggir kali muharto ini.
Rasa rasanya bahagia cukup seperti ini Top of Form
Bottom of Form

Aksentuasi Seni (Seni Bagi Kehidupan)



Malang, 21/10/17
Seni Bagi Kehidupan
Oleh: Rahmad Azazi Rhomantoro

Di era Millennial sekarang sudah seharusnya masyarakat cerdas dan inovatif, pada perkembangan zaman yang bernuansa kompetitif, masyarakat harus bertingkah laku positif, mengembangkan kompetensi diri agar mampu beradaptasi pada kehidupan yang keras namun bermakna, pola pikir mempengaruhi cara sudut pandang personal, namun tidak semua pola pikir memiliki persamaan, ada perbedaan yang cukup signifikan bagi masyarakat yang cerdas namun tidak beraqhlaq, tidak cerdas namun berahlaq, dan tidak cerdas dan tidak berahlaq, ini akan menjadikan beban bagi genersi penerus di era yang akan datang, sudah seharusnya dalam kehidupan kita menerapkan persepsi diri, bahwa generasi kita merupakan orang yang “cerdas” dan “berakhlaq”, dimulai dengan pribadi kita, lalu lingkungan, berlanjut pada masyarakat, sehingga dengan demikian akan tumbuh sebuah sudut pandang dan perspektif yang sama dalam meningkatkan personalitas diri. Sehingga kehidupan akan lebih bermakna. 
Seni menunjang pemaknaan terhadap kehidupan, memiliki nuansa disiplanitas, melakukan sesuatu dengan nilai dan estetika, sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan “hidup” dimaknai dengan sebuah tujuan yang berarti, kehidupan hanyalah hal yang sementara, oleh karna itu berkaryalah pada kehidupan yang sementara itu, dengan pemahaman seni yang baik maka semua kejadian baik atau buruk adalah pelajaran yang berarti, tidak mengapa salah, namun lekas berubah. Pahami dalam sudut pandang seni, bahwa segala kejadian melupakan nilai, dan nilai bisa berarti sebuah angka, angka mana yang mentukan kualitas dalam sebuah kehidupan. Seni bagi kehidupan hadir saat kita membuka mata di pagi hari, memasak untuk keluarga, mengantar anak, belajar, bekerja, berolahraga, istirahat dan banyak lagi hal-hal positif yang bisa dilakukan dengan sebuah pemaknaan seni. Oleh karena itu saya sebut dengan “Aksentuasi Seni”. Pengutamaan, penitikberatan, penekanan pada sebuah seni, karena pada dasarnya seni hadir pada setiap kehidupan.

SASENTIS (Sanggar seni perintis)



SASENTIS
Sanggar Seni Perintis
Oleh: Rahmad Azazi Rhomantoro, M. Pd

Sanggar Seni Perintis merupakan wadah/tempat kesenian bagi rakyat Kalimantan Timur, khususnya “Samarinda” Sasentis atau biasa di sebut dengan “Sanggar Seni Perintis memfasilitasi pendidikan karakter bagi anak-anak melalui seni. Seni merupakan hal penting, kehidupan di era modern ini seluruh kegiatan dan tindakan harus bersifat seni, karena dengan adanya sifat seni tersebut akan berestetika, bernuansa keindahan, bernilai dan bermanfaat lebih bagi kehidupan. Definisi seni beragam, bergantung pada bidang apa yang di geluti atau diikutinya, seperti Sasentis yang memberikan fasilitas pendidikan seni berupa:
1.      Pendidikan Aktor:
Aktor merupakan hal urgent pada kesenian bidang teater, karena seorang actor dituntut agar mampu memerankan sebuah peran yang baik yang ada dalam dalam naskah, tentunya sesuai dengan kemauan dan keinginan sutradara, aktor akan berusaha meyakinkan agar orang lain mampu menjadi “dirinya“, merasakan, dan mengalami, actor wajib berlatih keras dalam memerankan sebuah peran. Pendidikan aktor meliputi : Latihan Pernafasan (Diafragma), Latihan Vocal, Latihan Mimik wajah, Latihan gesture, Latihan Konsentrasi dan Imajinasi, metodenya berbagai macam salah satunya metode cermin, hitungan, latihan imajinasi dan gerak suara, latihan gerak berdasarkan music, latihan imajinasi cerita terusan  dll.
2.      Pendidikan Musik:
Bermusik itu mudah, namun untuk memainkan sebuah music yang indah harus menggunakan perasaan, banyak orang mampu bermain musi, namun music dalam sebuah kenikmatan merupakan hal yang sangat sulit, Musik sendiri merupakan suara atau notasi yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan, Sasentis memiliki pendidikan music dengan menggunakan pelatihan dan metode pendidikan music meliputi alat: Biola, Vocal, Keyboard, Drum, Guitar, Bass, Sapeq, Gambus, Jimbe, Marakas, Barnes, latihan musik meliputi beberpa langkah pertama: Pengenalan music, Pengenalan naotasi/balok , Pengenalan tangga nada, Improvisasi, Jamming class season, Aksi panggung.
3.      Pendidikan Tari:
Tari merupakan hal yang paling susah dilakukan bagi orang-orang yang tidak memahami tari sendiri, Seni tari ialah gerakan badan yang berirama dan teratur yang dilakukan ditempat, waktu dan keperluan tertentu, tari pun memiliki berbagai macam: Tari Tunggal, Tari berpasangan, Tari kelompok. Sedangkan untuk pengelompokan Tari: Pertama, Tari kreasi (Dikreasikan dan lepas dari standar tari yang baku), kedua, Tari klasik (berpedoman pada pakem tertentu, memiliki standarisasi termasuk tradisional), ketiga, Tari tradisional (Tari rakyat, nilai+tujuan), Tari kontemporer (Tari yang memiliki arti simbolik dengan koreografi bercerita dengan gaya unik dan penuh penafsiran.  

Dengan adanya pendidikan kesenian di atas, Sasentis mncoba memberikan kontribusinya pada bangsa, dengan cara memberikan hal-hal positif dan bersifat membangun, walaupun dalam implementasinya terdapat kekurangan dan ketidaksesuaian waktu, ruang dan tempat, setidaknya tujuan yang dibangun merupakan tujuan yang positif. Seni hadir bagi para penjiwa, perasa, dan penikamat, terlpas dari itu kita pun tetap berseni namun hanya dalam asa. Sasentis memiliki kalimat symbolic “BUKAN SASENTIS” yang maknanya adalah “Berkarya Untuk Kreatifitas Anak Negeri” .

                                                 (Foto Aktor Malaikatku didunia)


                                                              (Musisi Sasentis)