DISKUSI SORE
Naskah Rahmad Azazi Rhomantoro
Pada
suatu hari di pelosok kota, di gang terpencil bernama Gang Gu terjadilah
pertemuan antara bapak 1, anak bakso, Separuh Baya, bapak 2.
AB : Paaaaaakkkkkkkkk
ada kabar duka paaaaakkkkkkkkkkkk
B1 : Duh
apa le … jangan berisik santai.
AB : Ini
loh pak, ini, telah diungkap sebuah
kasus korups bernilai 3 triliun, berinisial L.
B1 : Sudah
biasa saja jangan terlalu berlebihan,
AB : Bagaimana mungkin saya tidak berlebihan
pak, sementara di luar sana orang bersenang-senang, kita di sini sakit sakitan.
B1 : Hidup
itu harus bersyukur, lalu kenapa kamu mempermasalahkan urusan orang lain.
AB : Tidak
begitu pak sebagai manusia dan sebagai masyarakat yang baik, saya sudah
seharusnya mengabdikan diri saya pada Negara ini, oleh karena itulah seluruh
berita yang merusak moral bangsa, akan saya diskusikan sampai tuntas.
B1 : Mau
diskusi dengan siapa, orang kamu ga sekolah.
AB : Ya
apakah diskusi hanya dilakukan oleh orang yang sekolah saja pak.
B1 : Ya
tidak juga tapikan
AB : Nahhh
itu dia pak. Dewasa kini kita sebagai masyarakat yang tidak berpendidikan namun
berwawasan luas harus berpartisipasi pada kehidupan yang keras ini, yaitu
dengan cara membangun komitmen untuk bernegara yang baik dan ber….
B1 : Eh
mana gerobak baksomu.
AB : Ada
pak saya tinggal di sana.
B1 : Kamu
sama saja memfasilitasi pencuri untuk mencuri gerobakmu, artinya kamu menjadi
warga Negara yang tidak baik.
AB : Ah
apa benar seperti itu pak. Saya adalah type orang yang menyerahlkan segala
sesuatunya kepada tuhan. Sehingga apapun yang tuhan berikan kepada saya, saya
akan terima dengan bijak.
B1 : Haddddoooh.
Tikno. Bukan begitu cepat sana ambil gerobak mu ..
AB : Iiiiyyaaa
pak. (Sambil berlari)
Masuk laki laki separuh
baya, sambil mencari sesuatu.
B1 : Sedang
mencari apa nak?
SB : Tidak
ada hanya ,… melihat lihat daerah sini..
B1 : Sepertinya
kamu orang kayaa…
SB : Yaaaa
seperti itulah kelihataannyaaaa…
B1 : Sepatunya
mahal ya, merek corocodileeee.
SB : Iya
pak, kulit buaya.
B1 : Dasinya
juga bagus.
SB : Kulit
ular pak.
B1 : Wah
tasnya juga bagus
SB : Kulit
nangka pa.
B1 : Ouh
saya baru tau ada kulit nangka bisa dibuat tas, yang saya tau kulit nangka,
bisa menjadi sayur, tapi bukan juga kulitnya.
(improvisasi membahas pemilihan kepala daerah)
SB : Bapa
pekerjaan bapa apa disini,
B1 : Saya
setiap hari, di waktu sore selalu berada disini,untuk mebaca beberapa buku.
SB : Sekarang
sudah tidak jaman buku, sekarang ada gadget pak, semua bisa di akses disini,
ada google, ada ebook, ada journal, ada elektronik perpustakaan, macam-mcam
pak.
B1 : Yaaaa
saya tidak bisa seperti itu, saya pikir saya lebih senang memegang bentuk dari
buku ini.
SB : Memangnyaa
bentuknya seperti apa pak. Bukankah seperti buku buku lainnya.
B1 : Tidak
ini berbeda.bukuini hadir atas dasar pemikiran penulisnya, langsung di ketik
dan mencermati kondisi fenomena social yang terjadi pada Negara kita tercinta
ini, serta melampir kan pokok masalah dan solusinya sendiri. Itu yang saya
sukai.
SB : Memangnya
itu buku siapa pak.
B1 : Buku
saya, saya rutin menulis, saya rutin mencermati kondisi masyarakat, saya rutin
melihat arah demokrasi dan saya rutin melihat pembangunan Negara, saya juga
rutin melihat bulek sayur lalu lalang,saya rutin bertemu orang seperti anda,dan
saya rutin membanggakan diri saya sendiri.
SB : Ah
bapak ini terlalu rutin,
B1 :Yah
rutinitas itu harus dibangun atas dasar tindakan, jika tidak, rusak kinerja negara
kita. Itulah salah satu bentuk demokrasi pribadi saya untuk negara.
SB : Pak
apa kaitannya demokrasi dengan rutinitas bapak.
B1 : Jadi begini. Tim
ICCE IUN (2003: 112) menyebut demokrasi sebagai pandangan hidup. Bahwa
demokrasi tidak datang dengan sendiri dalam kehidupan bernegara. Ia memerlukan
perangkat pendukungnya yakni budaya yang kondusif sebagai mind set dan setting
sosial dan bentuk konkrit dari manifestasi tersebut adalah dijadikannya
demokrasi sebagai pandangan hidup. Maka budaya rutinitas itulah yang saya
kembangkan.
SB : Ouh
begitu Pak beginiiiii .. saya,,
B1 : Apa
makna demokrasi bagimu.
SB : Saya
tidak terlalu paham dengan hal seperti itu pak.
B1 : Nah
itulah salah mu masih muda tapi..
SB :
Begini saja bagaimana kalo bapak beli dagangan saya..
B1 : Kamu
seorang pedagang?
SB : Iya
pak jujur saya seorang pedagang, yang saya tau, saya berjualan, kemudian laku,
orang senang, sama sama senang, kami bahagia, nah itu bentuk demokrasi bagi
saya, dan saya pikir demokrasi itu tidak berlaku bagi kita pak, nampaknya,
demokrasi itu hanya sebuah politik.
B1 : Bisa juga,
misalnya Samuel
Huntington (1997: 6-7) menyatakan bahwa sistem politik di dunia ini ada dua
yakni sistem politik demokrasi dan sistem politik non demokrasi. Menurutnya,
suatu sistem politik disebut demokrasi apabila para pembuat keputusan kolektif
yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilihan yang jurdil. Di
dalam sistem itu, para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan semua
penduduk berhak memberikan suara. Sedangkan sistem politik non demokrasi
meliputi sistem totaliter, otoriter, absolut, rezim militer, sistem komunis,
dan sistem partai tunggal. Demokrasi sekarang ini merupakan lawan dari sistem
politik otoriter, absolut, dan totaliter.
SB : Ternyata bapak ini banyak
tau ya,
B1 : Yaa
dahulu saya seorang preman tetapi Allah memberikan hidayah kepada saya sehingga
saya pikir negara ini butuh SDM yang produktif, jadi saya harus rajin membaca.
Masuk anak baksoo..
AB : Paaakkk
gerobak saya hilang, gerobak sayaaa hilaaanggg,
B1 :
Alhamdulillaaah…
AB : Pak
Hilaaaangg.
B1 :
Astaghfirullah, Nah itu sudah saya bilang, Negara kita sekarang sedang tidak
aman, yang bisa membuat Negara kita aman adalah kita sendiri. Kalo sudah hilang
begitu, kamu pasti saling menyalahkan.
AB : Tidak
pak saya tidak menyalahkan, taapi gerobak saya hilang..
SB : Sudah
ikhlaskan saja, itu kan takdir,,
AB : Bapak
dalam kondisi seperti ini bapak jangan berbicara takdir…sayaaaa
B1 : Sudah
ikhlaskan sajaaaaaa. Rejeki tidak akan kemana mana,hidup kita yang atur Allah,
yang jalnkan kita, jadi kalo kamu berbuat semaunya, yang merasakan ????
Bersama: KITA!!!!
Statis anak bakso berpuisi
Kartini pada masanya nya berusaha menjadi seorang
wanita tegar
Soekarno dalam jabatannya berkorban untuk Negara
Soeharto dalam masanya membangun keadilan,
Sutikno
B1 : Kenapa
tikkk kenapaaa
AB : Saya harus
sabaar dengan semua ini.
SB : Sudah
tidappa namanya bukan rejeki,
Masuk pekerja kantor
B2 : Bangun
dik saya akan mengganti gerobakmu
AB : Yang
benar pak
B2 : Benar, tenang saya
sedang banyak proyek jadi keuntungannya tidak akan merugikan saya sedikt pun
dengan mengganti gerobak bakso milikmu.
AB : Dermawan
sekali bapak ini, terima kasih banyak pak, tpi di lihat lihat penampilan bapak
biasa saja.
B2 : Yah
hidup itu sederhana saja dik, rasa syukur harus di bangun dengan pondasi yang
kuat,begitu juga dengan kebersamaan, jangan Tanya apa agama saya, jangan juga
kamu Tanya kenapa saya memberimu gerobak baru, sudaah saatnya kita saling
tolong menolong bukan.
B2 : Bapak
saya benar benar terima kasih, bapak hadir sebagai mendung di saat terik, saya
benar benar berterima kasih
B2 : tapi
jangan lupa nanti coblos saya,
AB :
Maksud bapak.
B2 :
Tidak ada yang gratis di dunia ini, masuk wc saja bayar, hanya cukup mencoblos
tim saya,bagaimanaaa.
AB : waduh
kalo begitu saya pikir pikir dulu pak. Saya tdk mau harga diri saya dibayar
dengan gerobak. Malu.
B1 : Ah sudahlah
tikno, begitulah hidup tikno, kondisi kita sekarang harus berjabat tangan,
saling mengulurkan tangan, jangan melihat latar belakang orang, apapun dia,
bisa saja dia menjadikan kita dan negara kita ini baik, berpikir positif,
toleransi, kualitas kehidupan dihasilkan oleh kualitaspersonal. Maka dalam
menerapkan konsep kehidupan telaah dengan sangat bijak.
YA SUDAAH KALO BEGITU
SINOPSIS
DISKUSI
SORE
Rahmad
Azazi Rhomantoro
Sore sore mungkin menjadi hal yang
melelahkan dalam kehidupan, bagi sebagian orang, atau bagi orang kantoran, dan
para pekerja swasta umumnya,
berbeda dengan Tikno dan Bpak 1,
sore hari menjadi tempat diskusi yang menarik bagi mereka, dimulai dengan
membahas pekerjaan,
masalah cinta sampai dengan
membahas lalu lalang bulek sayur,
tak luput jua membahas tentang fenomena
kehidupan social,
rasanya diskusi sore ini akan
berbeda dengan diskusi yang kemarin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar